Minggu, 11 September 2016

10 Perkara Tanda Hati Telah Mati

Bismillah.

Hati adalah bagian paling penting dalam diri seorang hamba. Sebab hati adalah hal yang menyebabkan seseorang memperoleh kebaikan atau sebaliknya. Dialah yang mempengaruhi pikiran, menggetarkan lisan, dan dia pulalah yang menggerakkan anggota badan. Hati yang baik akan tampak dari pemikiran yang baik. Hati yang baik berdampak pada lisan yang senantiasa mengucapkan kebaikan pula. Hati yang baik akan terlihat dari tingkah laku dan akhlak yang mulia. Sebaliknya bila seorang hamba memiliki hati yang rusak lagi mati akan nampak pula dirinya kerusakan.

Berbicara tentang hati, Pengeja ingin menuliskan untaian hikmah dari Al-Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi -hafizhahullah, semoga Allah senantiasa menjaga beliau- yang dibagikan oleh seorang hamba dalam status facebooknya beberapa saat lalu -hafizhahallah-. Semoga Allah pun senantiasa menjaga beliau dan membalasnya dengan kebaikan. Aamiin

----------

Suatu hari, Ibrahim bin Adham rahimahullah berlalu melewati pasar Bashrah[1]. Manusia pun berkumpul kepadanya seraya berkata,

"Wahai Abu Ishaq, sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'. Sudah sekian lama kami berdoa tapi tidak dikabulkan." Beliau menjawab,


يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ، مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاءَ، أَوَّلُهَا: عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ، الثَّانِي: قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِهِ، وَالثَّالِثُ: ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهَ، وَالرَّابِعُ: ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ، وَالْخَامِسُ: قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا، وَالسَّادِسُ: قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا، وَالسَّابِعُ: قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ، وَالثَّامِنُ: اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ، وَالتَّاسِعُ: أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا، وَالْعَاشِرُ: دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ

"Wahai penduduk Bashrah, hati kalian telah mati pada sepuluh perkara. Pertama, kalian mengenal Allah tapi tidak menunaikan hak-Nya. Kedua, kalian membaca Al-Qur`an tapi kalian tidak mengamalkannya. Ketiga, kalian mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, tapi kalian meninggalkan sunnahnya. Keempat, kalian mengaku memusuhi syaithan, tapi kalian mencocokinya. Kelima, kalian mengatakan bahwa kami mencintai surga, tapi kalian tidak beramal untuk (memasuki)nya. Keenam, kalian mengatakan bahwa kami takut dari neraka, tapi kalian menggadai diri-diri kalian untuk neraka. Ketujuh, kalian mengatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi kalian tidak bersiap untuknya. Kedelapan, kalian sibuk membicarakan aib-aib saudara-saudara kalian, sedang kalian mencampakkan aib-aib kalian sendiri. Kesembilan, kalian memakan nikmat-nikmat Robb kalian, tapi kalian tidak menunaikan kesyukuran kepada-Nya. Kesepuluh, kalian telah mengubur orang-orang mati kalian, tapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya."
[Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilayatul Auliya' 8/15-16. Disebutkan juga oleh Ibnu Abdil Barr dalam Jami' Bayan Al-'Ilm no. 1220, Asy-Syathibi dalam Al-I'tisham 1/149 (Tahqiq Masyhur Hasan), dan Al-Absyihy dalam Al-Mustathraf 2/329.]

----------

Dari riwayat tersebut nampak bahwa hati yang mati rupanya akan menyebabkan doa kita tak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Padahal kepada siapa lagi kita akan memohon doa kecuali kepada sang pemilik hati, Allah, Robbul 'Aalamiin. Maka sepantasnya kita menginstrospeksi diri terhadap hati-hati kita. Adakah kita memiliki hati yang telah mati? Inginkah doa kita tidak dikabulkan oleh Allah? Tentu jawabnya tidak.

Hati yang mati pula akan menjadi sebab sulitnya seseorang untuk menerima kebenaran. Hidayah akan sulit untuk masuk ke dalam hatinya. Akan sulit baginya untuk melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan, kemaksiatan yang ia lakukan menjadi sesuatu yang tak meresahkan hatinya. Dan masih banyak lagi keburukan dari perkara matinya hati seorang hamba.

Nasehat ini diperuntukkan bagi seluruh kaum muslimin, terkhusus bagi Pengeja sendiri. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjauhkan kita dari hati yang mati sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibrahim bin Adham terhadap penduduk kota Bashrah. Semoga Allah memberikan kepada kita hati yang muthmainnah, hati yang tenang dan ridha menerima perintah Allah dan senang untuk menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

Aamiin yaa Robbal 'aalamin.

--------------------
[1] Kota terbesar kedua di Irak, terletak sekitar 545 km dari Baghdad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan jujur dan santun.
Syukran.
Barakallahu fiikum